Kamis, 19 September 2019

PENGARUH INTENSITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.)


LAPORAN PENELITIAN
PENGARUH INTENSITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.)
TUGAS BIOLOGI

Oleh:
A.    Agustiyanus Tiya
B.     Agatha Tuesdela Buray
C.    Sekar Hezupik Nigrum
D.    Syawaldi Zulfika
E.     Wulan Sartika Sari
KABUPATEN KAPUAS HULU
SMA NEGERI 01 PUTUSSIBAU
TAHUN 2019




KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan penelitian yang berjudul “PENGARUH INTENSITAS PENYIRAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.)
Dalam proses pembuatan laporan penelitian, kami mendapat banyak dukungan dari orang sekitar kami. Kami berterima kasih kepada Bu Halimahtusa S.Pd atas pengarahan dan dukungan yang telah diberikan. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang sudah memberikan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan desain penelitian.
laporan  penelitian ini yang berjudul “PENGARUH INTENSITAS PENYIRAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.) bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh intensitas air terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna Radiata L.). Sehingga manfaat yang kami harapkan adalah siswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada suatu tanaman terutama faktor eksternal yaitu intensitas penyiraman.
Dalam penulisan desain ini pun, banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya desain penelitian ini. Pada akhirnya penyusun mengharapkan semoga desain penelitian ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Putussibau, 10 September 2019


Penulis                                    
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB II PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang.......................................................................................................1
B.      Rumusan Masalah..................................................................................................2
C.      Tujuan....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.      Intensitas Penyiraman Air......................................................................................3
B.      Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)...........................................................4
C.     Hubungan Intensitas Penyiraman Air dan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)............................................................................................................................5
D.     Hipotesis.................................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN                             
A.      Alat dan Bahan.......................................................................................................8
B.      Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................8
C.     Variabel dan Parameter Penelitian..........................................................................8
D.     Kelompok Perlakuan...............................................................................................8
E.      Prosedur Kerja.........................................................................................................9
F.      Cara Pengambilan Data.........................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     HASIL...................................................................................................................12
B.     PEMBAHASAN...................................................................................................12
BAB V PENUTUP
A.     KESIMPULAN.....................................................................................................14
B.     SARAN.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15
LAMPIRAN.......................................................................................................................16






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga dengan pertumbuhan kecambah kacang-kacangan. Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran yang bersifat permanen (tetap), tidak dapat dibalik, dan bersifat kuantitatif. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif. Dalam pertumbuhan dan perkembangan, tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu genetika dan hormon, sedangkan faktor eksternal yaitu cahaya, suhu, kelembaban, ph, air, unsur hara, dan oksigen. Air merupakan bagian esensial selain sinar matahari dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Seperti halnya pada tumbuhan kacang hijau, air berperan penting dalam fotosintesis khususnya pada reaksi terang. Berdasarkan standar kompetensi 1 pada Bab Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman, siswa diharapkan mampu melakukan penelitian tentang pertumbuhan tanaman, yang dalam hal ini kami memutuskan untuk lebih fokus pada salah satu tumbuhan, yaitu kacang hijau.
Penelitian ini dilakukan agar siswa paham terhadap faktor-faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau, termasuk pengaruh kadar air terhadap kecepatan pertumbuhan kacang hijau. Selain itu, dari penelitian ini siswa diharapkan mampu menyelesaikan suatu penelitian secara ilmiah. Kacang hijau atau Phaseolus aureus berasal dari famili Fabaceae alias polong-polongan. Kacang hijau dan kecambahnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, seperti kalsium dan fosfor dan sangat diperlukan tubuh. Sementara itu, kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh sehingga aman dikonsumsi oleh orang-orang dengan masakan obesitas. Kacang hijau termasuk jenis tanaman yang relatif mudah untuk ditanam karena tidak tergantung pada iklim tertentu. Dengan memperhatikan kecukupan faktor-faktor eksternal seperti air dan mineral, kelembaban, suhu serta cahaya, kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada kacang hijau adalah air. Intensitas penyiraman air yang berbeda-beda akan menghasilkan pertumbuhan yang berbeda pula. Berdasarkan hal tersebut kelompok kami pun tertarik untuk meneliti intensitas penyiraman air yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka adapun rumusan masalah yang kami ambil yaitu:
1.      Bagaimana Pengaruh Intensitas Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)?

C.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu:
1.        Untuk mengetahui Pengaruh Intensitas Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)


BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Intensitas Penyiraman Air
Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon  tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat  pada aktivitas metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya, atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel (Gardner et al., 1991). Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses- proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya (Crafte et al, 1949; Kramer, 1969 dalam Harwati, 2007).
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses transpirasi ini cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman tersebut akan mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia (Dwidjoseputro, 1984 dalam Harwati, 2007).
Selain itu, Sintesis klorofil dibatasi pada kekurangan air yang lebih besar. Defisit air pada saat proses fotosintesa berlangsung, berakibat pada kecepatan fotosintesa. Defisit air akan menurunkan kecepatan fotosintesa. Dari suatu penelitian disimpulkan bahwa perluasan daun dibatasi oleh ketersediaan air sehingga menurunkan efisiensi fotosintesa
Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil (Ali, 2013).
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) dalam Ali (2013) menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup. Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesis.
Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) (Gardner et al., 1991 dalam Solichatun et. al., 2005). Cekaman kekeringan dapat menurunkan tingkat produktivitas (biomassa) tanaman, karena menurunnya metabolisme primer, penyusutan luas daun dan aktivitas fotosintesis. Penurunan akumulasi biomassa akibat cekaman air untuk setiap jenis tanaman besarnya tidak sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh tanggap masing-masing jenis tanaman (Solichatun et al., 2005).

B.     Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim berupa semak yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau adalah tanaman berumur pendek (60 hari). Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari 84 setelah tanam.
Susunan tubuh tanaman kacang hijau terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil akar (nodul) akar. Adapun deskripsi masing-masing bagian tanaman tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakaran dibagi menjai dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites mempunyai banyak cabang akar pada permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara xerophites memiliki akar cabang lebih sedikit memanjang ke arah bawah .
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil, berbulu berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 m, cabang menyebar ke semua arah.
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun berselip. Tangkai daun lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
Bungga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu.
Buah kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah itu berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut pendek atau berbulu
Menurut Setijo Pitojo (2004) Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman kacang hijau ini diklasifikasikan seperti berikut.
Divisi                   :           Spermatophyt
Sub-Divisi            :           Angiospermae
Kelas                    :           Dicotyledonae
Ordo                     :           Rosales
Famili                   :           Papilionaceae
Genus                   :           Vigna
Spesies                 :           Vigna radiata L.

C.    Hubungan Intensitas Penyiraman Air dan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Air  merupakan  komponen  utama  dalam  suatu  tanaman,  bahkan  hampir mencapai 90 % sel-sel tanaman tersusun oleh air. Air yang diserap tanaman juga berfungsi  sebagai  media  reaksi  pada  hampir  seluruh  proses  metabolismenya.
Evapotranspirasi  merupakan  salah  satu  proses  metabolisme  yang  dialami  oleh tanaman dimana air diuapkan melalui stomata (transpirasi) dan tanah (evaporasi) serta keduanya (Hanafiah 2005).
Air yang di butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah yang ditahan oleh butir-butir tanah. Air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang telah ada sebelum tanaman ditanam dan curah hujan yang turun sebelumnya sehingga terdapat sebuah cadangan air dalam tanaman (Anim, 2013).
Menurut Tjionger’s (2009) kebutuhan suplai air bagi setiap jenis tanaman berlainan. Selain memiliki fungsi sebagai bahan dasar fotosintesis, air juga memiliki beberapa fungsi untuk tanaman antara lain : (1) sebagai pelarut, (2) media transportasi unsur hara dari akar ke daun, (3) hasil fabrikasi daun keseluruhan bagian tanaman, (4) pengatur tekanan turgor, (5) proses pembelahan dan pembesaran sel dan (6) untuk perkecambahan.
Hubungan antar fungsi air dan resistensi tanaman terhadap kekeringan yaitu air dapat menurunkan atau menetralkan temperatur (suhu ) tanaman, hal ini karena air memiliki massa jenis. Tanaman yang memiliki jaringan koloid hydrophilic akan lebih mampu menurunkan dan menetralkan suhu tanaman dibandingkan tanaman yang tidak punya jaringan tersebut. Hal ini karena jaringan koloid hyrdophilic memiliki massa jenis yang besar. Ketersediaan air dalam tubuh tanaman diperoleh melalui proses fisiologis absorbsi. Sedangkan hilangnya air dari permukaan bagian-bagian tanaman melalui proses fisiologi, evaporasi dan transpirasi. Tanaman dengan kondisi daun penuh akan mengabsorbsi air dalam jumlah besar, demikian pula akan mengalami kehilangan air (transpirasi) yang banyak bahkan pada evaporasi (Tjionger’s, 2009).
Bila suplay air berlangsung pada tingkat yang normal maka akan menjamin kestabilan tekanan turgor dalam guard cell yang mana berkaitan dengan proses membukanya stomata. Dengan demikian, difusi CO2 berlangsung dengan baik, sehingga proses pembentukan karbohidrat akan berjalan normal untuk menjamin kestabilan tumbuh dari tanaman. Sebaliknya, bila tanaman mengalami kekurangan suplai air sedangkan proses transpirasi berlangsung cepat maka yang terjadi adalah kekurangan jumlah air dalam tanaman dalam jumlah banyak (Tjionger’s, 2009).
Menurut  Hanafiah  (2005)  koefisien  air  tanah  merupakan  koefisien  yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk menyuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari :
1.    Jenuh  atau  retensi  maksimum,  yaitu  kondisi  di  mana  seluruh  ruang  pori tanah terisi oleh air.
2.    Kapasitas  lapang  adalah  kondisi  di mana  tebal  lapisan  air  dalam  pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antar air - udara meningkat  hingga lebih besar dari gaya gravitasi.
3.    Koefisien  layu  (titik  layu  permanen)  adalah  kondisi  air  tanah  yang ketersediaannya  sudah  lebih  rendah  ketimbang  kebutuhan  tanaman  untuk aktivitas dan mempertahankan turgornya.
4.    Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya tarik tanah.
Air sering kali membatasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya,  atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel tumbuhan (Gardner et al., 1991).
Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) pada sel tanaman, sehingga terdapat reduksi atau transport enzim dalam system metabolism sel yang terjadi di dalam sel tanaman (Hsiaoet al. dalam Gardneret al.1991).

D.    Hipotesis
Intensitas penyiraman air dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.), yaitu dapat membuat tanaman menjadi kerdil dan ukuran daunnya pun menjadi kecil ketika kekurangan air.



BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Alat dan Bahan
Alat
1.      Gelas Aqua (wadah)
2.      Penggaris
3.      Label
4.      Bolpoint
Bahan
1.      Tanah bakar
2.      Air
3.      Biji kacang hijau (Vigna radiata L.)

B.     Waktu dan Tempat
Penelitian dan percobaan kami lakukan pada :
Waktu       : Jumat, 30 Agustus 2019-Kamis, 12 September 2019
(14 hari)
Tempat      : ruangan kelas XII IPA 1, SMA Negeri 01 Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu

C.    Variabel dan Parameter Penelitian
Adapun Variabel Pada penelitian ini adalah:
1.    Variabel bebas           : intensitas penyiraman air
2.    Variabel terikat         : pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna    radiata L.)
3.    Variabel kontrol      : faktor lain (suhu, sinar matahari, jenis tanah dll)
Parameter penelitian ini adalah :
1.    Tinggi tanaman
2.    Jumlah daun

D.    Kelompok Perlakuan
Kelompok perlakuan yang kami gunakan yaitu:
1.    Perlakuan (I1)           : intensitas penyiraman air sehari sekali
2.    Perlakuan (I2)           : intensitas penyiraman air dua hari sekali
3.    Perlakuan (I3)           : intensitas penyiraman air tiga hari sekali    


E.     Prosedur Kerja
1.    Memilih biji kacang hijau yang sehat dan bernas sebanyak 15 biji. Yang mana, setiap perlakuan disiapkan 5 buah ulangan tanaman.
2.    Menyiapkan 15 gelas plastik, isi dengan tanah bakar.
3.    Memberi nama tiap pot pada setiap perlakuan menggunakan kertas label ketentuan yaitu:
a.     Pemberian nama pada perlakuan (I1):
1)      I1.1 : Gelas 1
2)      I1.2 : Gelas 2
3)      I1.3 : Gelas 3
4)      I1.4 : Gelas 4
5)      I1.5 : Gelas 5
b.     Pemberian nama pada perlakuan (I2):
1)      I2.1 : Gelas 1
2)      I2.2 : Gelas 2
3)      I2.3 : Gelas 3
4)      I2.4 : Gelas 4
5)      I2.5 : Gelas 5
c.     Pemberian nama pada perlakuan (I3):
1)      I3.1 : Gelas 1
2)      I3.2 : Gelas 2
3)      I3.3 : Gelas 3
4)      I3.4 : Gelas 4
5)      I3.5 : Gelas 5
4.    Menanam biji kacang hijau sebanyak 1  biji pada setiap masing-masing gelas.
5.    Menyiram ke lima belas gelas yang telah berisi kapas dan biji tanaman kacang hijau dengan ketentuan intensitas penyiraman air yang disiramkan adalah sebagai berikut :
a.     Perlakuan (I1) : penyiraman sehari sekali
b.     Perlakuan (I2) : penyiraman dua hari sekali
c.     Perlakuan (I3) : penyiraman tiga hari sekali
6.    Meletakkan semua pot pada suatu tempat yang memiliki intensitas matahari yang cukup.
7.    Mengukur tinggi dan jumlah daun  total dari setiap tanaman, satu persatu mulai dari masa perkecambahan hingga hari ke 14.
8.    Mencatat hasil observasi pada tabel hasil pengamatan.








F.     Cara Pengambilan Data
Data yang akan diambil yaitu bersifat kuantitatif dengan tabel:
1.      Tinggi tanaman
a.       Perlakuan I1
KELOMPOK PERLAKUAN
TINGGI TANAMAN HARI KE- (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I1.1














I1.2














I1.3














I1.4














I1.5














RATA-RATA TOTAL
















b.      Perlakuan I2
KELOMPOK PERLAKUAN
TINGGI TANAMAN HARI KE- (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I2.1














I2.2














I2.3














I2.4














I2.5














RATA-RATA TOTAL















c.       Perlakuan I3
KELOMPOK PERLAKUAN
TINGGI TANAMAN HARI KE- (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I3.1














I3.2














I3.3














I3.4














I3.5














RATA-RATA TOTAL
















2.      Jumlah daun
a.    Perlakuan I1
KELOMPOK PERLAKUAN
JUMLAH DAUN HARI KE-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I1.1














I1.2














I1.3














I1.4














I1.5














RATA-RATA TOTAL















b.    Perlakuan I2
KELOMPOK PERLAKUAN
JUMLAH DAUN HARI KE-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I2.1














I2.2














I2.3














I2.4














I2.5














RATA-RATA TOTAL















c.    Perlakuan I3
KELOMPOK PERLAKUAN
JUMLAH DAUN HARI KE-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I3.1














I3.2














I3.3














I3.4














I3.5














RATA-RATA TOTAL



















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
1.      Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil penelitian, maka rata-rata (mean) tinggi tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) disajikan sebagai berikut.
KELOMPOK PERLAKUAN
RATA-RATA TINGGI TANAMAN (cm)
I1
22,42
I2
19,3
I3
18,5

2.      Jumlah Daun
Berdasarkan hasil penelitian, maka rata-rata (mean) jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) disajikan sebagai berikut.
KELOMPOK PERLAKUAN
RATA-RATA JUMLAH DAUN
I1
2
I2
2
I3
2

B.     PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan I1 lebih besar daripada rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan I2 dan perlakuan I3. Dan rata-rata tinggi tanaman I3 lebih kecil dari rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan I1 dan perlakuan I2. Hal ini terjadi apabila suplay air berlangsung pada tingkat yang normal maka akan menjamin kestabilan tekanan turgor dalam guard cell yang mana berkaitan dengan proses membukanya stomata. Dengan demikian, difusi CO2 berlangsung dengan baik, sehingga proses pembentukan karbohidrat akan berjalan normal untuk menjamin kestabilan tumbuh dari tanaman. Sebaliknya, bila tanaman mengalami kekurangan suplai air sedangkan proses transpirasi berlangsung cepat maka yang terjadi adalah kekurangan jumlah air dalam tanaman dalam jumlah banyak (Tjionger’s, 2009). Tanaman kacang hijau yang kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel (Gardner et al., 1991). Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses- proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya (Crafte et al, 1949; Kramer, 1969 dalam Harwati, 2007). Jadi, kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Semakin kecil intensitas penyiraman air pada tanaman maka, rata-rata tinggi tanaman akan semakin rendah.
Kemudian, berdasarkan analisis data pada tabel 2.0, 2.1, dan 2.2 mengenai  jumlah daun, rata-rata jumlah daun pada ketiga perlakuan sama yaitu sebanyak 2 daun. Namun, ukuran daun pada perlakuan I2 dan I3 relatif kecil. Hal ini dapat terjadi karena ketika tanaman kekurangan air maka akan mengalami respons. Respon tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas metabolismenya, morfologinya, tingkat pertumbuhannya,  atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel tumbuhan (Gardner et al., 1991).
Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase) pada sel tanaman, sehingga terdapat reduksi atau transport enzim dalam system metabolism sel yang terjadi di dalam sel tanaman (Hsiaoet al. dalam Gardneret al.1991).




BAB V
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Menurut hasil penelitian, pada perlakuan I1 memiliki tinggi tanaman dan jumlah daun yang normal, tanamannya pun tumbuh sehat dengan ukuran daun yang normal. Pada perlakuan I2, tinggi tanaman agak rendah serta daun yang tumbuh pun relatif kecil. Tanaman terlihat tumbuh kurang sehat karena tinggi tanaman yang rendah. Kemudian, pada perlakuan I3, tanaman tumbuh dengan tinggi tanaman yang kerdil. Tanaman menjadi sangat rendah dari perlakuan I1 dan I2. Daun yang tumbuh pun sangat kecil.
Berdasarkan data-data yang didapat saat penelitian berlangsung, maka penelitian ini berhasil membuktikan  hipotesis yang telah di tetapkan yaitu intensitas penyiraman air dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.), yaitu dapat membuat tanaman menjadi kerdil dan ukuran daunnya pun menjadi kecil ketika kekurangan air.

B.     SARAN
Penulis juga menyadari beberapa kekurangan dalam menulis laporan penelitian ini. Penelitian ini hanya sebatas menguji pengaruh intensitas air terhadap pertumbuhan tanaman. Jika pembaca ingin mencari referensi lain mengenai hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pembaca dapat membaca penelitian lain serta jurnal-jurnal lain.





DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. 2018. Taksonomi Kacang Hijau.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau), diakses pada 4 Agustus 2019
Amor. 2012. Pengertian dan Morfologi Kacang Hijau.
Irawan, Putu Eka.2014. “Hubungan Air dan Tanaman”. Makasar: Skripsi Universitas Hasanuddin.
Ali, A. 2013. Pengaruh Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman. 





LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Tinggi Tanaman
KELOMPOK PERLAKUAN
TINGGI TANAMAN HARI KE- (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I1.1







7,8
9,5
11,3
14,5
15,4
15,9
15,9
I1.2







15,3
17,5
17,8
18,5
18,7
18,7
19,5
I1.3







19
21
21,6
22
22,9
23
23
I1.4







23,9
27,9
28
28,2
29,2
29,2
29,2
I1.5







19,3
21,7
22,3
22,5
22,8
23,5
24,5
RATA-RATA TOTAL







 16,9
19,52 
 20,2
21,14
21,8
22,06
22,42
Tabel 1.0 (Tinggi Tanaman Perlakuan I1)
KELOMPOK PERLAKUAN
TINGGI TANAMAN HARI KE- (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I2.1







 9,7
14,5 
15,6 
16,3 
17,8 
17,8 
18,2 
I2.2







 17,3
 18,6
 18,9
 19,5
 19,7
 19,7
 20,5
I2.3







-
-
-
-
-
-
-
I2.4







-
-
-
-
-
-
-
I2.5







-
-
-
-
-
-
-
RATA-RATA TOTAL







13,5 
16,5 
17,2 
17,9 
18,7 
18,7 
19,3 
Tabel 1.1 (Tinggi Tanaman Perlakuan I2)
KELOMPOK PERLAKUAN
TINGGI TANAMAN HARI KE- (cm)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I3.1







-
-
9,3
13,1
16,7
18
18,4
I3.2







9
14,5
18,3
21,5
21,6
21,6
21,9
I3.3







-
-
-
-
-
-
-
I3.4







-
-
-
-
3,4
8,5
12
I3.5







15,5
19,6
19,9
20,3
21,5
21,5
21,7
RATA-RATA TOTAL







 12,2
15,1 
15,8 
17,3 
17,8 
18,2 
18,5 
Tabel 1.2 (Tinggi Tanaman Perlakuan I3)


Lampiran 2. Data Jumlah daun
KELOMPOK PERLAKUAN
JUMLAH DAUN HARI KE-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I1.1







2
2
2
2
2
2
2
I1.2







2
2
2
2
2
2
2
I1.3







2
2
2
2
2
2
3
I1.4







2
2
2
2
3
3
5
I1.5







2
2
2
3
3
3
4
RATA-RATA TOTAL







2
2
2
2
2
2
2
Tabel 2.0 (Jumlah Daun Perlakuan I1)
KELOMPOK PERLAKUAN
JUMLAH DAUN HARI KE-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I2.1







2
2
2
2
2
2
2
I2.2







2
2
2
2
2
3
4
I2.3







-
-
-
-
-
-
-
I2.4







-
-
-
-
-
-
-
I2.5







-
-
-
-
-
-
-
RATA-RATA TOTAL







2
2
2
2
2
2
2
Tabel 2.1 (Jumlah Daun Perlakuan I2)
KELOMPOK PERLAKUAN
JUMLAH DAUN HARI KE-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
I3.1







-
2
2
2
2
2
2
I3.2







2
2
2
2
2
2
2
I3.3







-
-
-
-
-
-
-
I3.4







-
-
-
-
2
2
2
I3.5







2
2
2
2
2
2
3
RATA-RATA TOTAL







2
2
2
2
2
2
2
Tabel 2.2 (Jumlah Daun Perlakuan I3)




Lampiran 3. Penelitian tanaman kacang hijau(Vigna radiata L.)

Gambar 3.0 (Tinggi tanaman dan jumlah daun pada hari ke-14)

Gambar 3.1 (Pengukuran tinggi tanaman perlakuan I3 pada hari ke-14)