LAPORAN
PENELITIAN
PENGARUH
INTENSITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.)
TUGAS BIOLOGI
Oleh:
A.
Agustiyanus Tiya
B.
Agatha Tuesdela Buray
C.
Sekar Hezupik Nigrum
D.
Syawaldi Zulfika
E.
Wulan Sartika Sari
KABUPATEN KAPUAS
HULU
SMA NEGERI 01
PUTUSSIBAU
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan penelitian yang berjudul “PENGARUH
INTENSITAS PENYIRAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.)”
Dalam proses
pembuatan laporan penelitian, kami mendapat banyak dukungan dari orang sekitar
kami. Kami berterima kasih kepada Bu Halimahtusa S.Pd atas pengarahan dan
dukungan yang telah diberikan. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman
yang sudah memberikan dukungan sehingga kami dapat menyelesaikan desain
penelitian.
laporan penelitian ini yang berjudul “PENGARUH
INTENSITAS PENYIRAMAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (VIGNA RADIATA L.) bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh intensitas air terhadap pertumbuhan tanaman
kacang hijau (Vigna Radiata L.).
Sehingga manfaat yang kami harapkan adalah siswa mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan pada suatu tanaman terutama faktor eksternal yaitu
intensitas penyiraman.
Dalam
penulisan desain ini pun, banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya
desain penelitian ini. Pada akhirnya penyusun mengharapkan semoga desain
penelitian ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Putussibau,
10 September 2019
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................ii
BAB
II PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.......................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Intensitas Penyiraman
Air......................................................................................3
B.
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)...........................................................4
C.
Hubungan
Intensitas Penyiraman Air dan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata
L.)............................................................................................................................5
D. Hipotesis.................................................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Alat dan
Bahan.......................................................................................................8
B.
Waktu dan Tempat
Penelitian................................................................................8
C.
Variabel
dan Parameter Penelitian..........................................................................8
D.
Kelompok
Perlakuan...............................................................................................8
E.
Prosedur
Kerja.........................................................................................................9
F. Cara Pengambilan
Data.........................................................................................10
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL...................................................................................................................12
B. PEMBAHASAN...................................................................................................12
BAB
V PENUTUP
A. KESIMPULAN.....................................................................................................14
B. SARAN.................................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................15
LAMPIRAN.......................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Begitu juga dengan pertumbuhan kecambah
kacang-kacangan. Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran yang bersifat permanen
(tetap), tidak dapat dibalik, dan bersifat kuantitatif. Sedangkan perkembangan
adalah proses perubahan menuju kedewasaan yang bersifat kualitatif. Dalam
pertumbuhan dan perkembangan, tanaman dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu genetika dan hormon,
sedangkan faktor eksternal yaitu cahaya, suhu, kelembaban, ph, air, unsur hara,
dan oksigen. Air merupakan bagian esensial selain sinar matahari dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan. Seperti halnya pada tumbuhan kacang hijau, air
berperan penting dalam fotosintesis khususnya pada reaksi terang. Berdasarkan
standar kompetensi 1 pada Bab Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman, siswa
diharapkan mampu melakukan penelitian tentang pertumbuhan tanaman, yang dalam
hal ini kami memutuskan untuk lebih fokus pada salah satu tumbuhan, yaitu
kacang hijau.
Penelitian ini dilakukan agar siswa paham
terhadap faktor-faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kacang hijau, termasuk pengaruh kadar air terhadap
kecepatan pertumbuhan kacang hijau. Selain itu, dari penelitian ini siswa
diharapkan mampu menyelesaikan suatu penelitian secara ilmiah. Kacang hijau
atau Phaseolus aureus berasal dari famili Fabaceae alias polong-polongan.
Kacang hijau dan kecambahnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Kandungan
proteinnya cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, seperti kalsium
dan fosfor dan sangat diperlukan tubuh. Sementara itu, kandungan lemaknya
merupakan asam lemak tak jenuh sehingga aman dikonsumsi oleh orang-orang dengan
masakan obesitas. Kacang hijau termasuk jenis tanaman yang relatif mudah untuk
ditanam karena tidak tergantung pada iklim tertentu. Dengan memperhatikan
kecukupan faktor-faktor eksternal seperti air dan mineral, kelembaban, suhu
serta cahaya, kacang hijau dapat tumbuh dengan baik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan pada kacang hijau adalah air. Intensitas penyiraman air yang berbeda-beda akan menghasilkan pertumbuhan yang berbeda pula.
Berdasarkan hal tersebut kelompok kami pun tertarik untuk meneliti intensitas
penyiraman air yang paling sesuai untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian
latar belakang di atas, maka adapun rumusan masalah yang kami ambil yaitu:
1.
Bagaimana
Pengaruh Intensitas Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu:
1.
Untuk
mengetahui Pengaruh Intensitas Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Intensitas
Penyiraman Air
Air seringkali membatasi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman budidaya. Respon tumbuhan terhadap kekurangan air dapat
dilihat pada aktivitas metabolismenya, morfologinya, tingkat
pertumbuhannya, atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman
yang paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi
turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan
sintesis dinding sel (Gardner et al., 1991). Kekurangan air (water deficit)
akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang berakibat berkurangnya
hasil fotosintesis atau semua proses- proses fisiologis berjalan tidak normal.
Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman
kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya (Crafte et al, 1949; Kramer, 1969 dalam Harwati,
2007).
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi
kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus
selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan
kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya
daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat
mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses transpirasi ini
cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka tanaman
tersebut akan mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting),
sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah
telah mencapai permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan
ini sudah sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah
mengalami plasmolisia (Dwidjoseputro, 1984 dalam Harwati,
2007).
Selain itu, Sintesis klorofil dibatasi pada kekurangan air yang
lebih besar. Defisit air pada saat proses fotosintesa berlangsung, berakibat
pada kecepatan fotosintesa. Defisit air akan menurunkan kecepatan fotosintesa.
Dari suatu penelitian disimpulkan bahwa perluasan daun dibatasi oleh
ketersediaan air sehingga menurunkan efisiensi fotosintesa
Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan
suatu akibat yang tidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya
stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar
melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan
ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan
penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan
perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air
daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan
daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang
paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga
kecil pengaruhnya terhadap hasil (Ali, 2013).
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) dalam Ali
(2013) menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus
hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah
pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan
dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh
pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju
fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini
menyebabkan stomata menutup. Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akan
mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan
mengurangi laju fotosintesis.
Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif
adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil, yang dapat
mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi sintesis klorofil
dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat reduktase). Kekurangan
air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis (misalnya amilase)
(Gardner et al., 1991 dalam Solichatun et.
al., 2005). Cekaman kekeringan dapat menurunkan tingkat produktivitas
(biomassa) tanaman, karena menurunnya metabolisme primer, penyusutan luas daun
dan aktivitas fotosintesis. Penurunan akumulasi biomassa akibat cekaman air
untuk setiap jenis tanaman besarnya tidak sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh
tanggap masing-masing jenis tanaman (Solichatun et al., 2005).
B.
Tanaman
Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim berupa
semak yang tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau adalah tanaman berumur pendek (60
hari). Panen kacang hijau dilakukan beberapa kali dan berakhir pada hari 84
setelah tanam.
Susunan tubuh tanaman kacang hijau terdiri atas akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji. Perakaran tanaman kacang hijau bercabang
banyak dan membentuk bintil akar (nodul) akar. Adapun deskripsi masing-masing
bagian tanaman tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Akar tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem
perakaran dibagi menjai dua, yaitu mesophites dan xerophites. Mesophites
mempunyai banyak cabang akar pada permukaan dan tipe pertumbuhannya menyebar.
Sementara xerophites memiliki akar cabang lebih sedikit memanjang ke arah bawah
.
Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku.
Ukuran batangnya kecil, berbulu berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan.
Setiap buku batang menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama
berupa sepasang daun yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun
tunggal. Batang kacang hijau tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 1 m,
cabang menyebar ke semua arah.
Daun kacang hijau tumbuh majemuk, terdiri dari tiga helai
anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip
dan berwarna hijau muda hingga hijau tua, letak daun berselip. Tangkai daun
lebih panjang dari pada daunnya sendiri.
Bungga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu dan
berwarna kuning kehijauan atau kuning pucat. Bunganya termasuk jenis
hermaprodit atau berkelamin sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam
hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi
layu.
Buah
kacang hijau berbentuk polong. Panjang polong sekitar 5-16 cm. Setiap polong
berisi 10-15 biji. Polong kacang hijau berbentuk bulat silindris atau pipih
dengan ujung agak runcing atau tumpul. Polong muda berwarna hijau, setelah itu
berubah menjadi kecoklatan atau kehitaman. Polongnya mempunyai rambut-rambut
pendek atau berbulu
Menurut Setijo Pitojo (2004) Dalam dunia tumbuh-tumbuhan,
tanaman kacang hijau ini diklasifikasikan seperti berikut.
Divisi
:
Spermatophyt
Sub-Divisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Famili
: Papilionaceae
Genus
: Vigna
Spesies
: Vigna radiata
L.
C.
Hubungan
Intensitas Penyiraman Air dan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Air
merupakan komponen utama
dalam suatu tanaman,
bahkan hampir mencapai 90 %
sel-sel tanaman tersusun oleh air. Air yang diserap tanaman juga berfungsi sebagai
media reaksi pada
hampir seluruh proses
metabolismenya.
Evapotranspirasi
merupakan salah satu
proses metabolisme yang dialami
oleh tanaman dimana air diuapkan melalui stomata (transpirasi) dan tanah
(evaporasi) serta keduanya (Hanafiah 2005).
Air yang di
butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah yang ditahan oleh
butir-butir tanah. Air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang telah ada
sebelum tanaman ditanam dan curah hujan yang turun sebelumnya sehingga terdapat
sebuah cadangan air dalam tanaman (Anim, 2013).
Menurut Tjionger’s (2009) kebutuhan suplai air bagi setiap jenis
tanaman berlainan. Selain memiliki fungsi sebagai bahan dasar fotosintesis, air
juga memiliki beberapa fungsi untuk tanaman antara lain : (1) sebagai pelarut,
(2) media transportasi unsur hara dari akar ke daun, (3) hasil fabrikasi daun
keseluruhan bagian tanaman, (4) pengatur tekanan turgor, (5) proses pembelahan
dan pembesaran sel dan (6) untuk perkecambahan.
Hubungan antar fungsi air dan
resistensi tanaman terhadap kekeringan yaitu air dapat menurunkan atau
menetralkan temperatur (suhu ) tanaman, hal ini karena air memiliki massa
jenis. Tanaman yang memiliki jaringan koloid hydrophilic akan lebih mampu menurunkan
dan menetralkan suhu tanaman dibandingkan tanaman yang tidak punya jaringan
tersebut. Hal ini karena jaringan koloid hyrdophilic memiliki massa jenis yang
besar. Ketersediaan air dalam tubuh tanaman diperoleh melalui proses fisiologis
absorbsi. Sedangkan hilangnya air dari permukaan bagian-bagian tanaman melalui
proses fisiologi, evaporasi dan transpirasi. Tanaman dengan kondisi daun penuh
akan mengabsorbsi air dalam jumlah besar, demikian pula akan mengalami
kehilangan air (transpirasi) yang banyak bahkan pada evaporasi (Tjionger’s,
2009).
Bila suplay air berlangsung pada
tingkat yang normal maka akan menjamin kestabilan tekanan turgor dalam guard
cell yang mana berkaitan dengan proses membukanya stomata. Dengan demikian,
difusi CO2 berlangsung dengan baik, sehingga proses pembentukan karbohidrat
akan berjalan normal untuk menjamin kestabilan tumbuh dari tanaman. Sebaliknya,
bila tanaman mengalami kekurangan suplai air sedangkan proses transpirasi
berlangsung cepat maka yang terjadi adalah kekurangan jumlah air dalam tanaman
dalam jumlah banyak (Tjionger’s, 2009).
Menurut Hanafiah
(2005) koefisien air
tanah merupakan koefisien
yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk menyuplai
kebutuhan tanaman, terdiri dari :
1.
Jenuh atau retensi
maksimum, yaitu kondisi
di mana seluruh
ruang pori tanah terisi oleh air.
2.
Kapasitas lapang adalah
kondisi di mana tebal
lapisan air dalam
pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antar air - udara
meningkat hingga lebih besar dari gaya
gravitasi.
3.
Koefisien layu (titik
layu permanen) adalah
kondisi air tanah
yang ketersediaannya sudah lebih
rendah ketimbang kebutuhan
tanaman untuk aktivitas dan
mempertahankan turgornya.
4.
Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah
terikat sangat kuat oleh gaya tarik tanah.
Air sering kali membatasi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Respon tumbuhan terhadap
kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas metabolismenya, morfologinya,
tingkat pertumbuhannya, atau
produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif
terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga
akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel tumbuhan
(Gardner et al., 1991).
Pengaruh kekurangan air selama
tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil,
yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi
sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat
reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis
(misalnya amilase) pada sel tanaman, sehingga terdapat reduksi atau transport
enzim dalam system metabolism sel yang terjadi di dalam sel tanaman (Hsiaoet
al. dalam Gardneret al.1991).
D.
Hipotesis
Intensitas
penyiraman air dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.), yaitu dapat membuat
tanaman menjadi kerdil dan ukuran daunnya pun menjadi kecil ketika kekurangan
air.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Alat
dan Bahan
Alat
1.
Gelas Aqua
(wadah)
2.
Penggaris
3.
Label
4.
Bolpoint
Bahan
1.
Tanah bakar
2.
Air
3.
Biji kacang
hijau (Vigna radiata L.)
B.
Waktu
dan Tempat
Penelitian dan percobaan kami lakukan
pada :
Waktu : Jumat, 30 Agustus 2019-Kamis, 12 September
2019
(14 hari)
Tempat : ruangan kelas XII IPA 1, SMA Negeri 01
Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu
C.
Variabel
dan Parameter Penelitian
Adapun Variabel Pada penelitian ini
adalah:
1. Variabel bebas : intensitas penyiraman air
2. Variabel terikat : pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.)
3.
Variabel kontrol : faktor lain (suhu, sinar
matahari, jenis tanah dll)
Parameter penelitian ini adalah :
1.
Tinggi tanaman
2.
Jumlah daun
D.
Kelompok
Perlakuan
Kelompok perlakuan yang kami gunakan yaitu:
1.
Perlakuan (I1) : intensitas penyiraman air sehari
sekali
2.
Perlakuan (I2) : intensitas penyiraman air dua hari
sekali
3.
Perlakuan (I3) : intensitas penyiraman air tiga hari
sekali
E.
Prosedur
Kerja
1.
Memilih biji
kacang hijau yang sehat dan bernas sebanyak 15 biji. Yang mana, setiap
perlakuan disiapkan 5 buah ulangan tanaman.
2.
Menyiapkan 15 gelas
plastik, isi dengan tanah bakar.
3.
Memberi nama tiap pot
pada setiap perlakuan menggunakan kertas label ketentuan yaitu:
a. Pemberian nama pada
perlakuan (I1):
1)
I1.1 : Gelas 1
2)
I1.2 : Gelas 2
3)
I1.3 : Gelas 3
4)
I1.4 : Gelas 4
5)
I1.5 : Gelas 5
b. Pemberian nama pada
perlakuan (I2):
1)
I2.1 : Gelas 1
2)
I2.2 : Gelas 2
3)
I2.3 : Gelas 3
4)
I2.4 : Gelas 4
5)
I2.5 : Gelas 5
c. Pemberian nama pada
perlakuan (I3):
1)
I3.1 : Gelas 1
2)
I3.2 : Gelas 2
3)
I3.3 : Gelas 3
4)
I3.4 : Gelas 4
5)
I3.5 : Gelas 5
4.
Menanam biji kacang
hijau sebanyak 1 biji pada setiap masing-masing gelas.
5.
Menyiram ke lima belas gelas
yang telah berisi kapas dan biji tanaman kacang hijau dengan ketentuan
intensitas penyiraman air yang disiramkan adalah sebagai berikut :
a.
Perlakuan
(I1) : penyiraman sehari sekali
b.
Perlakuan
(I2) : penyiraman dua hari sekali
c.
Perlakuan
(I3) : penyiraman tiga hari sekali
6.
Meletakkan semua pot
pada suatu tempat yang memiliki intensitas matahari yang cukup.
7.
Mengukur tinggi dan
jumlah daun total dari setiap tanaman,
satu persatu mulai dari masa perkecambahan hingga hari ke 14.
8.
Mencatat hasil observasi
pada tabel hasil pengamatan.
F.
Cara
Pengambilan Data
Data yang akan diambil yaitu bersifat
kuantitatif dengan tabel:
1.
Tinggi tanaman
a.
Perlakuan
I1
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
TINGGI
TANAMAN HARI KE- (cm)
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I1.1
|
||||||||||||||
I1.2
|
||||||||||||||
I1.3
|
||||||||||||||
I1.4
|
||||||||||||||
I1.5
|
||||||||||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
b. Perlakuan
I2
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
TINGGI
TANAMAN HARI KE- (cm)
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I2.1
|
||||||||||||||
I2.2
|
||||||||||||||
I2.3
|
||||||||||||||
I2.4
|
||||||||||||||
I2.5
|
||||||||||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
c. Perlakuan
I3
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
TINGGI
TANAMAN HARI KE- (cm)
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I3.1
|
||||||||||||||
I3.2
|
||||||||||||||
I3.3
|
||||||||||||||
I3.4
|
||||||||||||||
I3.5
|
||||||||||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
2.
Jumlah
daun
a. Perlakuan
I1
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
JUMLAH DAUN
HARI KE-
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I1.1
|
||||||||||||||
I1.2
|
||||||||||||||
I1.3
|
||||||||||||||
I1.4
|
||||||||||||||
I1.5
|
||||||||||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
b. Perlakuan
I2
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
JUMLAH DAUN
HARI KE-
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I2.1
|
||||||||||||||
I2.2
|
||||||||||||||
I2.3
|
||||||||||||||
I2.4
|
||||||||||||||
I2.5
|
||||||||||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
c. Perlakuan
I3
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
JUMLAH DAUN
HARI KE-
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I3.1
|
||||||||||||||
I3.2
|
||||||||||||||
I3.3
|
||||||||||||||
I3.4
|
||||||||||||||
I3.5
|
||||||||||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
HASIL
1.
Tinggi Tanaman
Berdasarkan
hasil penelitian, maka rata-rata (mean) tinggi tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) disajikan sebagai
berikut.
KELOMPOK PERLAKUAN
|
RATA-RATA TINGGI TANAMAN (cm)
|
I1
|
22,42
|
I2
|
19,3
|
I3
|
18,5
|
2.
Jumlah Daun
Berdasarkan
hasil penelitian, maka rata-rata (mean) jumlah daun tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) disajikan sebagai
berikut.
KELOMPOK PERLAKUAN
|
RATA-RATA JUMLAH DAUN
|
I1
|
2
|
I2
|
2
|
I3
|
2
|
B.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil
penelitian, diperoleh bahwa rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan I1 lebih
besar daripada rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan I2 dan perlakuan I3. Dan
rata-rata tinggi tanaman I3 lebih kecil dari rata-rata tinggi tanaman pada
perlakuan I1 dan perlakuan I2. Hal ini terjadi apabila suplay air berlangsung pada tingkat yang normal maka akan menjamin
kestabilan tekanan turgor dalam guard
cell yang mana berkaitan dengan proses membukanya stomata. Dengan demikian,
difusi CO2 berlangsung dengan baik, sehingga proses pembentukan karbohidrat
akan berjalan normal untuk menjamin kestabilan tumbuh dari tanaman. Sebaliknya,
bila tanaman mengalami kekurangan suplai air sedangkan proses transpirasi
berlangsung cepat maka yang terjadi adalah kekurangan jumlah air dalam tanaman
dalam jumlah banyak (Tjionger’s, 2009). Tanaman kacang hijau yang kekurangan air akan
mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis
protein, dan sintesis dinding sel (Gardner et al., 1991). Kekurangan air (water
deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang berakibat
berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses- proses fisiologis berjalan
tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat,
misalnya tanaman kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya
(Crafte et al, 1949; Kramer, 1969 dalam Harwati,
2007). Jadi, kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil,
perkembangannya menjadi abnormal. Semakin kecil intensitas penyiraman air
pada tanaman maka, rata-rata tinggi tanaman akan semakin rendah.
Kemudian,
berdasarkan analisis data pada tabel 2.0, 2.1, dan 2.2 mengenai jumlah daun, rata-rata jumlah daun pada
ketiga perlakuan sama yaitu sebanyak 2 daun. Namun, ukuran daun pada perlakuan
I2 dan I3 relatif kecil. Hal ini dapat terjadi karena ketika tanaman kekurangan
air maka akan mengalami respons. Respon
tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada aktivitas metabolismenya,
morfologinya, tingkat pertumbuhannya,
atau produktivitasnya. Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang
paling sensitif terhadap kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi
turgor sel sehingga akan mengurangi pengembangan sel, sintesis protein, dan
sintesis dinding sel tumbuhan (Gardner et al., 1991).
Pengaruh kekurangan air selama
tingkat vegetatif adalah berkembangnya daun-daun yang ukurannya lebih kecil,
yang dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi
sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitat
reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis
(misalnya amilase) pada sel tanaman, sehingga terdapat reduksi atau transport
enzim dalam system metabolism sel yang terjadi di dalam sel tanaman (Hsiaoet
al. dalam Gardneret al.1991).
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Menurut
hasil penelitian, pada perlakuan I1 memiliki tinggi tanaman dan jumlah daun
yang normal, tanamannya pun tumbuh sehat dengan ukuran daun yang normal. Pada
perlakuan I2, tinggi tanaman agak rendah serta daun yang tumbuh pun relatif kecil.
Tanaman terlihat tumbuh kurang sehat karena tinggi tanaman yang rendah.
Kemudian, pada perlakuan I3, tanaman tumbuh dengan tinggi tanaman yang kerdil.
Tanaman menjadi sangat rendah dari perlakuan I1 dan I2. Daun yang tumbuh pun
sangat kecil.
Berdasarkan
data-data yang didapat saat penelitian berlangsung, maka penelitian ini
berhasil membuktikan hipotesis yang
telah di tetapkan yaitu intensitas
penyiraman air dapat mempengaruhi pertumbuhan pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.), yaitu dapat membuat
tanaman menjadi kerdil dan ukuran daunnya pun menjadi kecil ketika kekurangan
air.
B.
SARAN
Penulis
juga menyadari beberapa kekurangan dalam menulis laporan penelitian ini.
Penelitian ini hanya sebatas menguji pengaruh intensitas air terhadap
pertumbuhan tanaman. Jika pembaca ingin mencari referensi lain mengenai hal-hal
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pembaca dapat membaca penelitian lain
serta jurnal-jurnal lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Wikipedia. 2018. Taksonomi Kacang Hijau.
Amor. 2012. Pengertian dan Morfologi Kacang
Hijau.
Irawan, Putu Eka.2014. “Hubungan Air dan
Tanaman”. Makasar: Skripsi Universitas Hasanuddin.
Ali, A. 2013. Pengaruh Air
Terhadap Pertumbuhan Tanaman.
(http://doc-bukanbasabasi.blogspot.com/2013/04/pengaruh-air-terhadap-pertumbuhan.html), Diakses pada 4 Agustus Juli
LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Tinggi Tanaman
KELOMPOK PERLAKUAN
|
TINGGI
TANAMAN HARI KE- (cm)
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I1.1
|
7,8
|
9,5
|
11,3
|
14,5
|
15,4
|
15,9
|
15,9
|
|||||||
I1.2
|
15,3
|
17,5
|
17,8
|
18,5
|
18,7
|
18,7
|
19,5
|
|||||||
I1.3
|
19
|
21
|
21,6
|
22
|
22,9
|
23
|
23
|
|||||||
I1.4
|
23,9
|
27,9
|
28
|
28,2
|
29,2
|
29,2
|
29,2
|
|||||||
I1.5
|
19,3
|
21,7
|
22,3
|
22,5
|
22,8
|
23,5
|
24,5
|
|||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
16,9
|
19,52
|
20,2
|
21,14
|
21,8
|
22,06
|
22,42
|
Tabel 1.0
(Tinggi Tanaman Perlakuan I1)
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
TINGGI
TANAMAN HARI KE- (cm)
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I2.1
|
9,7
|
14,5
|
15,6
|
16,3
|
17,8
|
17,8
|
18,2
|
|||||||
I2.2
|
17,3
|
18,6
|
18,9
|
19,5
|
19,7
|
19,7
|
20,5
|
|||||||
I2.3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
I2.4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
I2.5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
RATA-RATA TOTAL
|
13,5
|
16,5
|
17,2
|
17,9
|
18,7
|
18,7
|
19,3
|
Tabel 1.1
(Tinggi Tanaman Perlakuan I2)
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
TINGGI
TANAMAN HARI KE- (cm)
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I3.1
|
-
|
-
|
9,3
|
13,1
|
16,7
|
18
|
18,4
|
|||||||
I3.2
|
9
|
14,5
|
18,3
|
21,5
|
21,6
|
21,6
|
21,9
|
|||||||
I3.3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
I3.4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3,4
|
8,5
|
12
|
|||||||
I3.5
|
15,5
|
19,6
|
19,9
|
20,3
|
21,5
|
21,5
|
21,7
|
|||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
12,2
|
15,1
|
15,8
|
17,3
|
17,8
|
18,2
|
18,5
|
Tabel 1.2 (Tinggi Tanaman
Perlakuan I3)
Lampiran
2. Data Jumlah daun
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
JUMLAH DAUN
HARI KE-
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I1.1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|||||||
I1.2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|||||||
I1.3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
|||||||
I1.4
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
5
|
|||||||
I1.5
|
2
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
4
|
|||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Tabel 2.0
(Jumlah Daun Perlakuan I1)
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
JUMLAH DAUN
HARI KE-
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I2.1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|||||||
I2.2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
4
|
|||||||
I2.3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
I2.4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
I2.5
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Tabel 2.1
(Jumlah Daun Perlakuan I2)
KELOMPOK
PERLAKUAN
|
JUMLAH DAUN
HARI KE-
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
I3.1
|
-
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|||||||
I3.2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|||||||
I3.3
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|||||||
I3.4
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
2
|
2
|
|||||||
I3.5
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
|||||||
RATA-RATA
TOTAL
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Tabel 2.2 (Jumlah Daun Perlakuan
I3)
Lampiran
3. Penelitian tanaman kacang hijau(Vigna
radiata L.)
Gambar 3.0 (Tinggi tanaman dan jumlah
daun pada hari ke-14)
Gambar 3.1 (Pengukuran tinggi tanaman
perlakuan I3 pada hari ke-14)